Jagung (Zea mays L.)

Bagikan postingan ini

Mengenal Jagung di Indonesia

 

Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu tanaman serealia penting di Indonesia, selain sebagai tanaman bahan pangan pokok pengganti beras dalam upaya diversifikasi pangan, jagung juga merupakan pakan ternak. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan

  1. Kandungan Nutrisi

Jagung memiliki kandungan gizi per 100 gram bahan sebagai berikut :

Kalori : 355 Kalori

Protein : 9,2 gr

Lemak : 3,9 gr

Karbohidrat : 73,7 gr

Kalsium : 10 mg

Fosfor : 256 mg

Besi : 2,4 mg

Vitamin A : 510 SI

Vitamin B1 : 0,38 mg

Air : 12 gr dan bagian yang dapat dicerna 90%.

 

  1. Manfaat

Jagung memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena kandungan nutrisinya, diantara manfaatnya yaitu dapat menurunkan hipertensi sehingga dapat mencegah penyakit jantung. Jagung dapat mengontrol diabetes, memperlancar pencernaan, mencegah sembelit dan wasir karena jagung kaya akan serat, bahkan dapat menurunkan risiko kanker usus besar. Jagung juga mengandung sebagian besar magnesium, tembaga besi, dan yang terpenting adalah kandungan fosfor yang baik untuk kesehatan tulang, nutrisi ini tidak hanya mencegah tulang retak karena pertambahan usia, tapi juga meningkatkan fungsi ginjal. Vitamin C, karotenoid dan bioflavinoids yang terkandung dalam jagung juga dapat menjaga jantung agar tetap sehat dengan mengendalikan kadar kolesterol dan meningkatkan aliran darah dalam tubuh.

C.        Jenis-Jenis

Jenis-jenis jagung yang dikembangkan di Indonesia yaitu jagung hibrida, jagung komposit dan Jagung transgenik. Jagung hibrida merupakan keturunan pertama dari persilangan dua tetua yang memiliki karakter/sifat yang unggul. Shull (1908) merupakan orang yang pertama kali menemukan bahwa hasil persilangan sendiri tanaman jagung mengakibatkan terjadinya depresi inbreeding, dan persilangan dua tetua yang homozigot menghasilkan F1 yang sangat vigor. Jagung komposit atau biasanya disebut jagung lokal adalah jenis jagung yang pada jaman dulu ditanam petani setempat yang menyerbuk sendiri tanpa bantuan manusia. Jagung transgenik merupakan jenis jagung hasil dari penyisipan gen seperti gen tahan penyakit, gen tahan hama maupun gen tahan obat kimia yang berasal dari makhluk hidup atau non-makhluk hidup sehingga tanaman itu menjadi tanaman super.

 

  1. Keunggulan dan Kekurangan

Keunggulan dan kekurangan jagung hibrida, jagung komposit dan jagung transgenik antaralain Jagung hibrida memiliki tingkat produksi yang tinggi, dapat mencapai 8-12 ton per hektar. Adapun kekurangannya adalah jagung hibrida tidak dapat dijadikan benih untuk ditanam kembali karena produksinya akan turun mencapai 30 % hal ini menimbulkan ketergantungan bagi petani terhadap benih jagung hibrida tersebut, selain itu harga jagung hibrida jauh lebih mahal. Contoh dari varietas jagung hibrida adalah Pioner dan BISI.

Keunggulan jagung komposit adalah umurnya pendek, tahan terhadap hama penyakit, dapat ditanam secara berulang-ulang sehingga tidak menyebabkan ketergantungan petani. Kekurangan jenis jagung komposit adalah tingkat produksi rendah hanya sekitar 3-5 ton per hektar. Contoh dari jagung komposit adalah Arjuna, Bisma, Gajah Mas, dan Genjah Rante.

Jagung transgenik memiliki keunggulan kapasitas produksinya besar sekitar 8-10 ton per hektar, tahan penyakit, tahan hama tertentu, dan tahan obat kimia namun jagung transgenik juga memiliki kekurangan, seperti bibit jagung harus beli di toko karena tidak dapat diproduksi oleh petani, dapat menimbulkan hama penyakit baru yang lebih kebal obat-obatan kimia, menimbulkan penyakit-penyakit baru bagi ternak dan manusia serta menimbulkan kerusakan pada tanah. Contoh varietas jagung transgenik adalah jagung BT, jagung Terminator, dan jagung RR-GA21.

  1. Teknik Budidaya

Beberapa teknik budidaya jagung yang dapat diterapkan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut : hal pertama yang harus dilakukan adalah penggunaan benih unggul bermutu bersertifikat sehingga menjamin kualitas dan kuantitas jagung yang akan dihasilkan. Pengolahan lahan menjadi perlu dilakukan untuk menggemburkan tanah yakni memberikan sirkulasi udara pada tanah serta mengeluarkan hama atau penyakit yang berada di dalam tanah kemudian dilakukan pembersihan tanah dari gulma. pH tanah yang sesuai untuk menanam jagung adalah 5,6 – 7,7.

Pembuatan bedengan diperlukan untuk menghindari tanaman agar tidak rebah, bedengan dibuat selebar 70-100 cm dan tingginya 10-20 cm, panjangnya disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan. Di daerah yang kering, tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi akan membutuhkan banyak air saat penyiraman. Untuk mencegah atau membunuh hama pada bedengan taburkan secara merata intektisida Furadan 3G dengan dosis 10-20 kg/hektar lahan.

Penanaman jagung diatur dengan jarak tanam dalam satu baris sekitar 20 cm, sedangkan jarak antar baris 70-75 cm. Bila bedengan yang dibuat selebar 2 meter, akan terdapat setidaknya 3 baris tanaman jagung dalam satu bedeng, kemudian masukkan 2 biji benih jagung dalam satu lubang tanam, untuk kedalaman lubang tanamnya biasanya 3 – 5 cm. Pemberian pupuk  yang paling efektif adalah bersamaan dengan pengolahan tanah sehingga pupuk yang diberikan akan tercampur merata dengan tanah di lahan, tetapi dapat juga pada saat akan membuat lubang tanam. Kebutuhan pupuk disesuaikan dengan luas lahan yang digunakan, sebagai patokan, untuk lahan tanam seluas satu hektar, pupuk yang diberikan sebanyak 20-40 ton. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk kandang dan NPK, Pupuk kandang yang diberikan harus matang, yakni kering, tidak berbau, teksturnya remah dan gembur.

Pemeliharaan jagung dengan melakukan penyiraman dan pengontrolan terhadap hama dan penyakit. Ada 5 fase pertumbuhan jagung yang memerlukan penyiraman, yakni fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan vegetatif, fase pembungaan, fase pengisian biji dan fase pematangan. Jagung dapat dipanen sekitar 100 HST, tergantung dari jenis benih yang digunakan. Secara fisik jagung yang siap panen terlihat dari daun klobotnya yang mengering dan berwarna kekuningan.

 

Gimana nih sobat petani mandiri tentang artikel jagung ini ? semoga postingan ini bermanfaat ya !!!

sampai bertemu lagi dilain kesempatan dengan postingan yang berbeda ya !!!

salam berdikari !!!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang Belanja